Sekolah Menengah Pertama Islam

SMP Islam Nurus Sunnah – Lembaga Pendidikan yang Unggul berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah sesuai pemahaman Shalafus Sholih.

MISI

  • Menanamkan aqidah yang kokoh, ibadah yang benar, dan akhlak mulia.
  • Menyelenggarakan pendidikan dengan mengembangkan multiple intelligence berbasis pada nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
  • Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bekerjasama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, dan mandiri.
  • Menciptakan lingkungan sekolah yang religius, aman, nyaman, rapi, dan bersih.
  • Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan, dan komunikatif.
  • Mengoptimalkan pemanfaatan waktu beajar, sumber daya fisik, dan manusia agar memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan potensi peserta didik.
  • Menyelenggarakan pendidikan yang mampu menghadapi tantangan global dan mampu memberikan kontribusi penyelesaian masalah umat.

Kurikulum DIKNAS

Pendidikan Formal Sekolah Menengah Pertama Islam dengan pendidikan 3  Tahun dengan Ijazah DIKNAS.

Program Plus

Masa Jenjang Pendidikan sama 3 tahun SMP Islam Nurus Sunnah dengan menekankan pada pendidikan Aqidah-Akhlak, Al Quran-Hadits, Fiqh Ibadah, Bahasa Arab, Tarikh.

Ekstrakurikuler :

Tahfidz Al Quran, Muhadatsah, Conversation, Perbengkelan, Elektronika, Desain Web, Desain Grafis, Pencak Silat, Healthy Care, Tata Boga, Tata Busana.

Prestasi

  • Lomba Tilawatul Quran
  • Lomba Matematika
  • Lomba OSN Bidang IPS
  • Lomba Pencak Silat

Fasilitas

UMUM :
  1. Ruang kelas baru
  2. Tempat ibadah
  3. Perpustakaan
  4. Jaringan internet
  5. Laboratorium IPA
  6. Laboratorium Komputer
  7. Pengajar profesional alumni UNDIP, UNNES, IPB, STDI, UMS, dll.
ASRAMA (Bagi yang Mondok) :
  1. Ruang belajar
  2. Ruang tidur
  3. Perlengkapan (1 siswa : 1 tempat tidur 1 lemari)
  4. Makan 3x sehari
KEGIATAN HARIAN ASRAMA :
  1. Qiyamul Lail
  2. Tahfidzul Quran
  3. KBM Kurikulum DIKNAS
  4. KBM Kurikulum Plus SMP Islam Nurus Sunnah
  5. Tahsin, muroja’ah, Baca Al Quran
  6. Ekstrakurikuler
  7. Olahraga
  8. Belajar kelompok/mandiri

Testimoni

Bapak Heri Winarko & Ibu Novie Kurniasari (Semarang):
“Alhamdulillah … tidak nyanyian yang saya dengarkan di waktu luang mereka, menata buku atau sewaktu di dalam mobil, dalam perjalanan yang kudengar muroja’ah ayat-ayat suci dari bibir mereka, saling bersahutan di antara anak-anak saya.”

Catatan Guru

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Sumber: Modul 3 Pendidikan Guru Penggerak
Penulis: IKA SULISTIYANINGSIH

Guru, digugu dan ditiru. Kalimat ini sering saya dengar. Sebuah ungkapan untuk merepresentasikan makna guru yang pas didengar sebagai kepanjangan dari kata guru. Menunjukkan tugas yang mulia untuk menjadi contoh atau teladan namun berat jika suatu hal buruklah yang diikuti oleh murid-murid kita. Maka dari itu sangat penting sebagai seorang guru menghiasi diri dengan kepribadian yang mulia, nilai-nilai luhur dan membekali diri dengan ilmu. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tanpa meninggalkan kodrat alam maupun kodrat zaman. Bagaimana seorang guru membawa murid-murid tidak tertinggal dari perkembangan zaman namun juga tidak tergerus oleh arus perubahan dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan yang luhur. Pernah saya dengar dari murid saya “Saya pengin kuliah di sini karena Ibu pernah bilang begini dan begini….” “Saya ingin jadi dokter, jadi guru, jadi penulisan, dan lain sebagainya karena ucapan Ibu.” Kalimat-kalimat tersebut menunjukkan bahwa sebuah ucapan atau perkataan kita sebagai guru kepada murid dapat mengubah keinginan atau cita-cita seseorang. Apalagi untuk sebuah keputusan dalam menghadapi suatu masalah di lingkungan sekolah. Dampaknya bisa jadi akan berpengaruh pada kehidupan di masa yang akan datang.
Program pendidikan guru penggerak adalah salah satu wadah bagi saya untuk menimba ilmu dan mengembangkan diri agar dapat menjalankan peran guru secara optimal. Segala pengetahuan yang saya dapatkan di dalam pendidikan guru penggerak (PGP) akan saya teruskan dan saya terapkan di lingkungan sekolah saya. Bahkan sejak awal saya mendapatkan materi pengetahuan di dalam PGP ini yaitu filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (KHD) tentang pembelajaran yang berpihak pada murid telah saya terapkan sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Aksi nyata yang saya bagikan kepada rekan sejawat di sekolah ataupun di media sosial sekolah dan juga pada komunitas praktisi yang saya bentuk.
Sebagai makluk sosial dan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita menghadapi permasalahan dilema etika dan bujukan moral. Langkah-langkah awal yang saya lakukan untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah saya terlebih dahulu akan mengidentifikasi masalah dan menganalisis serta menentukan apakah masalah yang saya hadapi termasuk ke dalam dilema etika (benar lawan benar) atau bujukan moral (benar lawan salah). Jika permasalahan yang saya hadapi adalah bujukan moral maka jelas untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, saya akan memilih untuk mengambil keputusan yang benar.
Akan tetapi jika permasalahan yang saya hadapi adalah dilema etika maka, langkah-langkah yang saya lakukan adalah: 
4 paradigma benar lawan benar, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
A. Saya menentukan paradigma apa yang ada pada permasalahan tersebut. 
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty),
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). 

B. Saya akan menentukan prinsip yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip yang dimaksud meliputi:
1. prinsip berfikir berbasis hasil (Ends-Based Thinking)
2. prinsip berfikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking)
3. prinsip berfikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) 

C. Saya akan menguji keputusan yang saya ambil melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Menentukan nilai-nilai yang bertentangan pada permasalahan yang sedang di hadapi.
Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi tersebut.
Menentukan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut.
Pengujian benar lawan salah dalam situasi tersebut. 
Melakukan Uji Legal yaitu menentukan apakah ada aspek pelanggaran hukum.
Melakukan Uji Regulasi yaitu menentukan apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut.
Melakukan Uji Intuisi yaitu menentukan apakah ada yang salah dalam situasi tersebut berdasarkan perasaan dan intuisi.
Melakukan uji publikasi yaitu menguji persaan bila keputusan yang diambil dipublikasikan di halaman depan Koran.
Melakukan uji panutan/idola yaitu menentukan keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/idola dalam situasi tersebut.
5. Pengujian paradigma benar lawan benar
6. Melakukan prinsip resolusi
7. Investigasi opsi trilema
Investigasi opsi trilema, di mana ada kemungkinan pilihan ketiga yang menjadi pilihan terbaik.
8. Buat keputusan
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Sejak saya mendapat pengetahuan tersebut, saya berusaha menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ketika saya dihadapkan pada situasi dilema etika. Hal ini saya lakukan sebagai langkah awal dalam kegiatan berlatih pengambilan keputusan agar kedepannya saya dapat mengambil keputusan dengan tepat tanpa ada keraguan. Dimana keputusan tersebut tidak merugikan salah satu pihak yang terlibat tetapi membuat orang-orang di lingkungan saya merasa nyaman dan tenang. Baik permasalahan dilema etika di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengetahuan dan keterampilan ini penting bagi saya, terlebih sebagai seorang guru untuk mewujudkan visi yang bermuara pada Profil Pelajar Pancasila. Dalam menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran tentu tidak akan lepas dari permasalahan dilema etika sehingga keputusan yang saya ambil harus dapat dipertanggungjawabkan, berpegang pada nilai-nilai luhur, adil dan bijaksana. Hal itu juga dapat mewujudkan lingkungan yang kondusif serta bernilai positif. 
Dalam menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran, saya membutuhkan rekan sejawat dan rekan sesama calon guru penggerak sebagai teman diskusi untuk menganalisis apakah langkah-langkah yang saya ambil telah tepat dan efektif. Selain itu saya juga meminta masukan ari kepala sekolah serta anggota praktisi yang ada di sekolah. Dan tentunya sebagai seorang hamba Tuhan, saya tidak lupa selalu memohon petunjukNya agar keputusan yang saya ambil adalah keputusan yang terbaik.

Pojok Siswa

Serba-serbi Semester Satu

(Oleh : Aisyah Anshoriyah, kelas IX.B)

Hari pertama semester 1 di pagi yang cerah, aku berangkat ke sekolah dengan rasa yang aneh karena lamanya berlibur. Rasa aneh itu memang kerap datang pada awal awal masuk sekolah, mungkin karena ada kebiasaan baru setelah berlibur. Harapanku di semester ini semoga kami menjadi yang lebih baik dari semester lalu.

Kegiatan pertama di kelas kami menuliskan impian kami dilanjutkan dengan membuat kesepakatan kelas melalui musyawarah. Aku tidak terlalu banyak berbicara. Menurutku kesepakatan kelas yang dibuat dari ide teman-teman sudah bagus. Namun setelah jadi dan berjalan masih ada yang tidak melakukannya. Itu adalah PR kami untuk memperbaikinya di semester depan. Tidak hanya membuat kesepakatan tetapi harus mewujudkannya dengan tindakan nyata.
Program Gercip (Gerakan Cinta Ilmu Pengetahuan) merupakan salah satu program di sekolah kami. Salah satu bentuk kegiatan yang kami kerjakan adalah kelas kami membuat pojok baca. Wali kelas meminta setiap murid membawa satu buku untuk di taruh di pojok baca yang nantinya jika ada waktu luang harapannya para murid bisa memanfaatkan pojok baca yang telah dibuat. Tentunya dengan pojok baca semangat untuk membaca menjadi meningkat.
Di sekolah kami banyak guru yang kreatif. Kami juga memiliki kegiatan Pensi (Pentas Kreativitas Siswa) setiap sabtu tetapi bergiliran dari jenjang TK, SD, SMP dan MA. Kami siswa SMP sudah mendapat giliran 2 kali dan alhamdulillah dari apresiasi guru-guru menandakan bahwa penampilan kami bagus semua.
Hari-hari berlalu, tak kami sadari peringatan hari kemerdekaan semakin dekat. Seperti biasa sekolah mengadakan lomba menjelang hari kemerdekaan. Saat hari itu tiba upacara hari kemerdekaan dilaksanakan. Di bawah panas matahari kami melakukan upacara dengan hidmat. Kami mengenang jasa para pahlawan. Walaupun panas menyerang kulit, kami mengikuti upacara hingga selesai.
Kegiatan lainnya yaitu Marketday, Aku memang tidak berjualan tetapi ikut meramaikan marketday. Dan hal itu membuatku kenyang.
Selain dari kegiatan-kegiatan tersebut ada juga kegiatan yang diberi nama Aksi Cinta Bumi (ACB). Kegiatan itu diantaranya memisahkan sampah organik dan anorganik, menanam bersama, serta membuat Eco enzyme. Kegiatan yang sederhana tetapi membuahkan hasil yang besar. Salah satunya Eco Enzym, cara membuatnya mudah, bahan-bahannya mudah ditemukan, manfaatnya luar biasa. Karena kegiatan tersebut membuatku ingin mengamalkannya di rumah.
Aku mengira semester satu akan sangat lama tetapi setelah dijalani terasa sebentar. Dengan banyak kegiatan sekolah yang luar biasa, waktu telah terlewat dengan banyak kenangan dengan teman maupun guru. Banyaknya kegiatan ini membuatku menjadi pribadi yang lebih dewasa, mandiri, tanggung jawab, lebih Percaya diri dan bersemangat dalam belajar dan menerapkan ilmu pengetahuan.
Harapannya ke depan kegiatan yang luar biasa ini dapat terus dilaksanakan sehingga memberikan manfaat yang luar biasa bagi kami. Karena setiap usaha pasti ada hasilnya besar maupun kecil.

Kontak kami,

Alamat: Jalan Bulusan Utara Raya Kelurahan Bulusan Kecamatan Tembalang Kota Semarang Jawa Tengah 50277

Telephone: 024-76401586

Email: sekolah.ns@gmail.com

Whatsapp: 0853-3532-1457