Oleh Ustadz Purwanto, S.Kel.

Kami menginjakan kaki di gerbang Ma’had sekitar setengah tujuh malam, disambut keramahan SATPAM, diseberangkan dan diarahkan kepada Ustadz yang berwenang.

Turun dari kendaraan diiringi gerimis hujan, menunggu adzan isya dikumandangkan, kami dipersilakan menunggu di ruang kerja pimpinan yang luas dan nyaman, telah tersedia minuman ringan dan sedikit camilan.

Setelah bercengkrama, berkenalan dan menyampaikan tujuan, adzan Isya berkumandang. Segera kami ke masjid yang mungkin luasnya 4-6 kali Nidaur Rahman, mampu menampung 1000 santriwan. Santri-santri berdatangan, masuk masjid dengan tenang, dua rakaat tidak lupa mereka kerjakan, tidak ada keributan menunggu iqomah dikumandangkan, dan kami perhatikan tak ada satupun kaos yang mereka kenakan. Tidak ada teriakan dari kesantrian agar santri-santri tenang. Semoga ke depan kita bisa menerapkan.

Isya terkerjakan, kami kembali ke ruang pimpinan, sembari penginapan kami dipersiapkan. Kami disambut ustadz Iman kepala Departemen Pendidikan dan segelas bubur kacang hijau sebagai awalan. Kami mulai berdiskusi ringan tentang guru, biaya, kesantrian, pembinaan, pelatihan, selayang pandang pendirian, tentunya juga pencapaian-pencapaian. Tidak lama berselang, makan malam dihidangkan. Sepaha atau sedada ayam lengkap dengan teh, nasi, sambal, tentunya lalapan.

Setelah makan kami menyusun agenda satu hari ke depan. Tidak lama kemudian, datang bagian kesantrian dan mengatakan kamar-kamar telah selesai disiapkan……

bersambung…